grahadesignstudio


Breaking News

Senin, 09 Juni 2008

Pesan Psikologis dari Tampilan Kaki


Sudah menjadi nasib kaki kerap disepelekan, karena kebanyakan mempunyai bentuk tidak elok dan bau yang jauh dari sedap. Padahal kaki adalah cerminan jiwa dan mutu manusia pemiliknya.

"Pada saat melihat kaki seseorang, seolah-olah tengah berhadapan dengan orang yang hendak menceriterakan seluruh kisah hidupnya," tulis Ann Gadd dalam buku Finding Your Feet: How the Sole Refracts the Soul.

Menurut Gadd, tampilan kaki tanpa atau dengan kapalan sangat relevan dengan emosi seseorang dan kondisi kesehatan tubuhnya.

Kaki dibagi menjadi tujuh cakra. Tiap cakra saling terkait dan memusat pada satu energi utama dalam tubuh, yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, pada cakra pertama yang berada di sekitar tumit dan pojok kecil dekat jempol, mencerminkan perasaan takut dan marah. Cakra ini dapat diterjemahkan sebagai reaksi melawan atau melarikan diri.

Menurut Gadd yang juga master Reiki, seseorang yang memiliki tumit besar umumnya lebih kalem. Sebaliknya yang bertumit kecil dan lancip cenderung temperamental, ceroboh, dan tidak sabar.

Mengamati kaki seseorang menjadi sangat berguna jika mempunyai anak kecil, atau bekerja di tempat yang terkait balita. Bukan perkara mudah memahami gejolak emosi anak-anak, yang mengkomunikasikannya dengan bahasa yang kadang tidak dipahami orang dewasa.

Kesehatan kaki menjadi isu penting bagi olahragawan yang amat dekat dengan jamur di sela-sela jari. Persoalan ini tidak semata-mata karena kaki berkeringat dan kurang udara. Namun harus dicermati sebagai bagian dari kesedihan, rasa terpinggirkan, dan menginginkan penghargaan atas usaha yang telah dilakukannya.

Sedangkan telapak kaki penuh kapalan adalah cerminan dari seseorang yang berusaha keras melindungi diri sendiri dari hal-hal yang dapat merontokkan jiwanya.

Orang seperti itu mempunyai pertanyaan untuk diri sendiri, mengapa menjadi pribadi menyebalkan? Mengapa takut berubah? Apa yang menahan dan apa yang diinginkan? Begitu pula dengan persoalan keluarga, apakah masih mengontrol hidupnya lebih lanjut?

Sedangkan orang-orang yang memiliki kolong telapak kaki terlalu lengkung, mencerminkan pribadi yang selalu menuntut kesempurnaan. Untuk orang seperti ini, Gadd menyarankan, agar jangan terlalu dikendalikan standar yang tidak realistis.

"Lebih baik menikmati rasa cinta dari orang-orang sekitar yang sebenarnya tidak pernah menuntut kesempurnaan dari Anda," ujar Gadd.

Tidak ada komentar:

Sports

Business

Technology

Life & Style

Designed By Blogger Templates