grahadesignstudio


Breaking News

Home


e-Commerce: Analisa dan Prospek
12.11.03 - xty - Gen_Art
eCommerce (electronic commerce) kini telah menjadi kelaziman di beberapa belahan dunia. Bagaimana dengan situasi di Indonesia dalam kaitannya dengan eCommerce?
Analisa SWOT
STRENGTHS
  1. Kenyamanan membeli via Internet
    Dari depan komputer di rumah sendiri (hemat waktu & usaha), tidak ada salesman yang mendesak-desak Anda untuk membeli sesuatu yang tidak Anda inginkan, pembayaran mudah, dan lain-lainnya. Dan generasi Yuppies Indonesia masa kini mulai tidak segan-segan lagi untuk memesan barang-barang via Internet.
  2. Harga yang kompetitif
    Karena perusahaan-perusahaan eCommerce tidak perlu menanam uang untuk stok dan menyewa showroom dan efisiensi-efisiensi lainnya (cutting the middleman [kasus Dell.com] etc)- dan ditambah dengan semakin banyaknya saingan maka harga barang bisa ditekan.
  3. Populasi Indonesia
    Indonesia dengan populasi penduduk ratusan juta adalah potensi yang luar biasa besar, jika daya belinya sudah meningkat. Untuk itu perlu diantisipasi sejak jauh-jauh hari, agar ketika yang demikian itu terjadi maka sudah siap untuk menampung animo beli mereka.
  4. Infrastruktur Internet
    Infrastruktur Internet Indonesia mungkin bukan yang terbaik, namun termasuk cukup merata - terutama berkat Wasantara.Net. Dan di pusat-pusat ekonomi (Jakarta, dan lain-lain) banyak pilihan ISP (Internet Service Provider) dan WarNet (Warung Internet) sehingga mudah untuk mengakses Internet.
  5. SDM yang sedang berkembang
    Generasi muda Indonesia potensinya cukup menjanjikan. Monitoring di berbagai forum di Internet menunjukkan peningkatan persentasi generasi muda yang ahli dalam hal teknis komputer - yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk menunjang sektor eCommerce.
WEAKNESSES
  1. Daya beli
    Masih sangat lemah dengan perkecualian untuk sebagian kecil dari masyarakat - karena berbagai manipulasi yang terjadi di orde baru. Economic recovery baru akan terjadi dalam jangka waktu beberapa tahun lagi.
  2. Sosialisasi credit card
    Di Indonesia credit card masih merupakan barang langka dan simbol status. Hal ini tentu sangat berbeda dengan misalnya di Inggris, dimana setiap rekening bank minimal ada debit card-nya. Ini dapat sangat menyulitkan perkembangan eCommerce di Indonesia.
  3. Sosialisasi Internet
    Internet walaupun perkembangannya sangat pesat di Indonesia, namun masih jauh dari menjadi gaya hidup mayoritas penduduk Indonesia.
  4. Pengiriman barang
    Kualitas & Biaya pengiriman barang menjadi kendala. Terutama untuk perusahaan yang ingin melayani customer di luar negeri, biaya pengiriman dapat mencapai U$S 40/kg untuk ke Inggris dengan FedEx - sangat prohibitif.
  5. SDM yang ada
    Kualitasnya kadang-kadang masih belum cukup bagus - terbukti dengan berbagai blunder yang terjadi akhir-akhir ini.
OPPORTUNITIES
  1. Stealing the start - eCommerce baru saja mulai menanjak di Indonesia
  2. Membuka peluang bisnis dari luar negeri - devaluasi Rupiah berarti barang-barang kita menjadi murah untuk mereka. Dan eCommerce akan memungkinkan mereka untuk membelinya dengan mudah.
  3. Pendatang-pendatang baru di Internet - website-website portal sibuk untuk merekrut mereka untuk menjadi customernya.
  4. Sektor bisnis yang sedang berkembang dengan sangat pesat - baru-baru ini Forrester Research menyatakan bahwa pada tahun 2004 perputaran uang di sektor ini akan mencapai US$ 1.67 trilyun.
THREATS
  1. Situasi ekonomi & politik di Indonesia
    Jika kondisi menjadi kembali tidak stabil, maka website eCommerce yang sudah ada dan yang baru akan berkembang bisa surut kembali.
  2. Administrator yang ceroboh & Hackers
    Bisa melenyapkan kepercayaan masyarakat kepada eCommerce. Contoh kasus - IptekNet, Bimantara, dan lain-lainnya yang semuanya kena hack oleh hacker Indonesia. Namun yang paling spektakuler sampai saat ini mungkin adalah Tempo Interaktif (http://www.tempo.co.id/), yang dengan sangat naif menyimpan data-data pribadi para customernya di lokasi yang dapat diakses dengan mudah dari Internet.
  3. Budaya ikut-ikutan langsung terjun ke arena tanpa perhitungan dan persiapan yang matang, kembali dapat meruntuhkan kepercayaan masyarakat kepada eCommerce.
eCommerce (electronic commerce) kini telah menjadi kelaziman di beberapa belahan dunia. Bagaimana dengan situasi di Indonesia dalam kaitannya dengan eCommerce?
Best Practices
Bab Best Practices ini bertujuan untuk menuntun para/calon pelaku bisnis eCommerce untuk mengimplementasi eCommerce pada bidang mereka, dan menghindari berbagai kesalahan yang telah terjadi di masa lalu.
  1. Rekrut SDM terbaik yang bisa Anda dapatkan
    Ini bisnis yang sangat tergantung kepada sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Sangat banyak kasus dimana website dengan modal hanya beberapa ribu US$ kemudian dapat berkembang menjadi bisnis puluhan juta US$, karena terutama didukung oleh SDM yang tepat.
  2. Outsourcing
    Outsourcing, atau pengalihan pekerjaan kantor kepada konsultan eksternal, adalah langkah yang tepat untuk hal-hal tertentu. Misalnya, untuk hosting website kita, dengan keuntungan berikut ini:
    • Cost/benefit ratio bagus, apalagi dengan semaraknya provider jasa webhosting di Indonesia akhir-akhir ini
    • Security lebih terjaga, dan kalaupun terjadi break-in oleh hacker, jika sebelumnya kita telah menandatangani SLA (Service Level Agreement) maka kita bisa mendapatkan kompensasi atas kerugian yang terjadi
Namun untuk beberapa hal ini bisa menjadi langkah salah yang sangat fatal, misalnya melakukan outsourcing untuk updating website.
  1. Jaga kualitas Customer Service, dan performa website
    Ini adalah salah satu hal yang sering terlupakan, terutama di website di Inggris. Seringkali respons dari customer service baru tiba setelah berhari-hari, pernah 1 minggu - itu kalau dibalas.
    Padahal dengan Internet, jika customer tidak puas dengan layanan kita, yang perlu dilakukan hanyalah mengetik alamat website saingan kita, dan lenyap sudah satu pelanggan kita.
    Demikian pula dengan website itu sendiri - performanya harus bagus dan selalu siap untuk melayani pelanggan (high availability). Jika misalnya dalam sehari ada 10000 pengunjung ke website kita, maka jika site kita down selama 1 jam saja berarti kita sudah "mengusir" lebih kurang 400 pelanggan. Jika mereka kemudian mengunjungi website saingan kita dan merasa puas dengan layanannya, maka berarti sudah lenyap 400 pelanggan kita. Kalikan dengan jumlah pembelian mereka setahun, dan tiba-tiba saja Anda merasa tidak mungkin untuk mentoleransi downtime selama 1 jam tersebut.
  2. Jika konversi - pastikan bahwa back office Anda siap
    Jika perusahaan Anda adalah perusahaan konvensional, misalnya supermarket, sebelum Anda terjun ke Internet pastikan dulu bahwa back office Anda sudah siap. Back office disini baik dari pegawainya - siap menghadapi perubahan yang mungkin timbul karena terjunnya perusahaan ke medium yang baru ini; maupun dari segi IT - apakah sistem yang terpasang sudah siap untuk melayani extra demand yang mungkin akan timbul - dan seterusnya.
    Approach seperti yang disarankan oleh ICL, konsultan IT terkemuka di Inggris, yaitu "Right Here Right Now" sangat tidak disarankan. Mereka mendorong agar perusahaan ada dulu di Internet untuk membuat permintaan, dan kemudian baru belakangan dipikirkan bagaimana untuk memenuhi permintaan yang timbul. Ini dapat mengakibatkan kekacauan pada workflow di perusahaan, dan membebani sistem IT yang ada sehingga mengakibatkan penurunan performa di bisnis yang sudah ada.
  3. Usaha kecil
    Bagi usaha kecil, tentu saja resourcesnya jauh lebih terbatas, dan seringkali mengalami kesulitan untuk mendapatkan status Merchant dari Visa atau Mastercard. Untuk itu, ada baiknya untuk melakukan kerjasama dengan website one-stop service - yang menyediakan jasa hosting + electronic transaction sekaligus. Contohnya adalah http://www.hypermart.net dan http://www.smole.com
    Mereka ini akan menghosting website Anda dengan cuma-cuma sekaligus memungkinkan Anda untuk menerima pembayaran dengan credit card. Mereka hanya akan mengambil komisi beberapa persen dari transaksi tersebut dan memasang sebuah banner iklan di website Anda, sebagai timbal balik jasa yang mereka sediakan.
Dengan demikian Anda dapat berkonsentrasi penuh kepada bisnis Anda.
Penutup
Dalam jangka waktu pendek, yang feasible untuk di implementasikan di Internet hanya beberapa jenis jasa/barang saja, misalnya:
Yang sudah berjalan:
  • Portal service
  • Beberapa jenis software komputer
  • Buku
  • Barang konsumsi untuk konsumen luar negeri
  • Jual-beli saham
Selain itu kebanyakan saat ini masih belum dimungkinkan, mengingat kondisi Indonesia saat ini.
Peluang baru:
  • Online training
  • Jasa lelang
  • Dan lain lain
Saat ini banyak perusahaan sudah mulai bersiap-siap untuk menyerbu arena ini, sehingga jika dalam waktu beberapa bulan ini keadaan Indonesia membaik, maka mereka sudah siap untuk merebut pasar eCommerce pada saat tersebut. Memang mereka ini mayoritas memiliki kapital yang cukup kuat sehingga dapat melakukan itu.

Sports

Business

Technology

Life & Style

Designed By Blogger Templates