Penantian merupakan pengujian kesabaran,
semua itu mencerminkan seberapa besar kesabaran yang kita miliki.
Namun seperti kata orang, pepatah mengatakan “Kesabaran ada batasnya”.
Bukan sabar namanya apabila kita di tampar pipi kiri kita,
kemudian kita memberikan pipi kanan untuk di tampar pula.
Bukan sabar yang seperti itu yang di ajarkan oleh agama kita.
Sama halnya dengan kesabaran,
Penantian Kita Terhadap Sesuatu Pun Harus Ada Batasnya Pula.
Penantian tanpa kepastian dan tanpa ujung merupakan suatu ketidakadilan
yang kita lakukan pada diri kita sendiri.
Pepatah yang pernah ku dengar
“Cintailah dirimu sendiri sebelum kau mencintai orang lain”.
Dapatkah kita mendapatkan suatu kebahagiaan dari penantian kita,
Sedangkan kita melakukan ketidakpastian penantian terhadap diri kita sendiri.
Tidak seorang pun bersalah apabila ia merubah pikiran dan pendiriannya.
Asalkan semua itu menuju sesuatu yang lebih baik dan demi tujuan yang baik pula
Serta masih dalam batas tetap di jalan yang di ridhoi-Nya.
Memang sakit apabila kepercayaan yang kita bangun,
kita jaga, dan kita berikan kepada seseorang di hianati begitu saja oleh orang tersebut.
Namun bukan dengan mengingat keburukan seseorang kita harus melupakan orang tersebut.
Kita pasti pernah berpikir,
Kita menyesali mengapa kita pernah memberikan kepercayaan yang begitu besar
Kepada seseorang, tapi ternyata orang tersebut tidak mampu
menjaga kepercayaan yang kita berikan.
Penyesalan akan selalu datang di akhir.
Namun, suatu kesalahan yang pernah kita lakukan tidak perlu kita sesali.
Kesalahan tidak untuk disesali tetapi untuk diperbaiki.
Allah tidak akan merubah keadaan kaumnya
Selama kaum tersebut tidak berusaha merubah keadaannya sendiri.
Dan sebaik-baik manusia adalah
Apabila segala sesuatu dalam dirinya di masa yang akan datang
lebih baik daripada di waktu lampau.
“Terima kasih teramat buat adek ku n cintaku kutumpukan harapanku padamu”
