grahadesignstudio


Breaking News

Rabu, 27 Agustus 2008

Cewek Perokok Gampang Stroke


BILA Anda seorang wanita muda perokok, bersiaplah menghadapi suatu ancaman kesehatan yang mengerikan. Anda akan dibayangi risiko kematian akibat stroke yang berlipat ganda.

Seperti dilaporkan journal Stroke yang diterbitkan American Heart Association, perempuan muda pecandu rokok berisiko lebih dari dua kali lipat mengalami stroke dibandingkan mereka yang tidak merokok. Bahkan pada wanita yang termasuk kategori pecandu berat, risiko stroke melonjak lebih tinggi yakni hingga mencapai sembilan kali lipat.

Para peneliti dari University of Maryland School of Medicine mengungkapkan indikasi tersebut setelah melakukan riset mengenai risiko stroke di antara wanita perokok berusia 15 hingga 49 tahun.

Hasil riset menunjukkan wanita perokok memiliki kecendenrungan 2,6 kali lipat mengalami stroke dibandingkan non-perokok. Menurut pimpinan riset, Dr. John Cole, wanita dengan konsumsi rokok paling banyak menghadapi ancaman risiko paling tinggi mengalami serangan yang dapat menimbulkan kelumpuhan dan kematian ini.

Seabagai contoh, wanita yang menghabiskan rata-rata 21 hingga 39 batang rokok setiap hari tercatat memiliki risiko stroke 4,3 kali lebih tinggi ketimbang non-perokok. Sedangkan mereka yang menghisap sekitar 40 batang atau sekitar dua bungkus per hari, risiko mengalami stroke bisa mencapai 9,1 kali lipat ketimbang non-perokok.

Cole menegaskan hasil riset ini merupakan bukti nyata lainnya bahwa rokok dapat memicu risiko terjadinya stroke yang juga dikenal sebagai silent killer. Namun ia tidak menjelaskan bagaimana risiko stroke dapat dipengaruhi jumlah batang rokok yang dihisap seseorang.

Stroke biasanya menyerang pada kelompok usia yang lebih dua ketimbang populasi penelitian ini tetapi riset ini menunjukkan bahwa pada kalangan remaja atau wanita muda pun risiko stroke meningkat sangat tajam.

Dalam riset ini, para ahli menganalisis catatan kesehatan dari 466 wanita yang mengalami serangan stroke dan 604 wanita lainnya yang belum mengalami stroke pada kelompok usia, ras dan etnis yang sama. Menurut data penelitian, sekitar seperempat wanita di AS usia 18 hingga 24 tahun adalah perokok aktif, dan Cole berencana akan mengembangkan riset sama dengan memfokuskan risiko stroke pada pria kelompok usia muda.
Read more ...

Olahraga Cegah Penyusutan Otak


Aktivitas fisik yang menyehatkan dan dilakukan secara teratur, seperti olahraga, bukan hanya bermanfaat bagi orang sehat. Olahraga juga memberi dampak positif bagi penderita penyakit seperti alzheimer.

Pasien alzheimer ringan yang lebih rajin melakukan kegiatan fisik terbukti memiliki otak lebih besar dibanding pasien alzheimer yag kegiatan kebugaran fisiknya lebih rendah, demikian hasil riset para ahli di Amerika Serikat yang dimuat jurnal Neurology edisi 15 Juli.

Untuk sampai pada kesimpulaan tersebut, peneliti melibatkan 121 orang berusia 60 tahun untuk menjalani tes kebugaran menggunakan treadmill. Partisipan juga menjalani pemeriksaan otak guna mengukur white matter, grey matter, serta volume total otak.

Di dalam otak manusia, gray matter berfungsi sebagai pusat pemroses/penganalisis informasi, sementara white matter bekerja menghubungkan pusat-pusat informasi/analisis.

Dari seluruh partisipan, 57 orang di antaranya berada pada tahap awal penyakit alzheimer, sedangkan sisanya tak mengalami kepikunan atau demensia.

"Pasien alzheimer tahap awal yang secara fisik kurang bugar memiliki penyusutan otak empat kali lipat ketimbang mereka yang secara fisik bugar ketika keduanya diperbandingkan dengan lansia normal. Ini menunjukkan, pada orang yang kebugarannya lebih tinggi penyusutan otak yang berkaitan dengan alzheimer lebih sedikit," kata penulis riset Jeffrey Burns dari University of Kansas.

Hasil pengukuran juga tidak berubah walaupun telah mengabaikan faktor usia, jenis kelamin, tingkat keparah demensia, kegiatan fisik dan kelemahan.

Dengan penemuan ini, peneliti menganjurkan penderita alzheimer tahap awal dapat memelihara fungsi otak mereka dengan berolahraga secara rutin. "Aktivitas ini berpotensi mengurangi jumlah kehilangan volume otak mereka. Bukti menunjukkan, penurunan volume otak berkaitan dengan buruknya kemampuan kognitif. Oleh sebab itu, pemeliharaan volume otak yang lebih besar mungkin dapat ditafsirkan dengan kemampuan kognitif yang lebih baik," kata Burns.
Read more ...

Awet Muda Berkat Jogging


INGIN tetap awet muda dan sehat? Mulailah membiasakan diri lari pagi secara teratur karena aktivitas fisik seperti ini terbukti mampu menunda efek penuaan.

Nasehat berharga tersebut disampaikan para ahli di Amerika Serikat yang mempublikasikan hasil risetnya dalam jurnal Archives of Internal Medicine belum lama ini. Penelitian mereka menunjukkan, kegiatan jogging secara teratur mampu memperlambat efek-efek dari proses penuaan. Orang lanjut usia yang rajin berjogging juga tercatat berisiko lebih kecil untuk meninggal secara prematur akibat sejumlah penyakit berat seperti kanker ketimbang mereka yang tidak jogging.

Dan yang tak kalah penting, riset yang dilakukan ilmuwan Stanford University Medical Center ini membuktikan, para pejogging mampu menikmati hidup yang lebih sehat dengan tingkat disabilitas ketidakmampuan yang minim ketimbang lansia yang tak berjogging.

Dengan temuan ini pula, para ahli membuat rekomendasi untuk menggiatkan kembali kesadaran akan pentingnya aktivitas fisik dan olahraga teratur baik bagi kalangan muda maupun lanjut usia.

30 menit sehari

Dalam risetnya, para ahli melibatkan sekitar 500 orang lanjut usia yang rajin jogging dengan kelompok lain yang tidak melakukan jogging. Seluruh partisipan berusia rata-rata 50-an pada saat awal penelitian, dan kondisi mereka terus dipantau selama 20 tahun. Setelah 19 tahun penelitian berjalan, 34 persen lansia dari kelompok non-pelari meninggal dunia, sedangkan dari kelompok pelari hanya mencapai 15 persen saja.

Riset menunjukkan kedua kelompok ini menjadi lebih rentan dan mengalami keterbatasan fisik seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi pada kelompok pelari, timbulnya disabilitas atau ketidakmampuan terjadi lebih lambat atau sekitar 16 tahun kemudian. Perbedaan kualitas kesehatan antara kelompok pelari dan non-pelari ini juga terus terjadi dan makin melebar ketika memasuki usia 90-an.

Menurut para ahli, aktivitas berlari atau jogging secara teratur tidak memperlambat rata-rata detak jantung dan pembuluh darah arteri. Kegiatan ini juga berkaitan dengan rendahnya tingkat kematian akibat kanker, penyakit syaraf , infeksi dan penyebab lainnya. Selain itu tidak ada bukti yang menyebutkan bahwa mereka yang rajin berjogging cenderung mudah terserang osteoarthritis atau membutuhkan penggantian sendi lutut secara total yang sempat dikhawatirkan.

Pada awal penelitian, para lansia ini berlari rata-rata sekitar empat jam dalam seminggu atau sekitar 35 menit dalam sehari . Setelah 21 tahun, durasi jogging mereka setiap minggu menurun hingga 76 menit, tetapi mereka masih mendapat manfaat kesehatan dari olahraga lain secara teratur.

"Riset ini memiliki pesan yang sangat mendukung pentingnya olahraga. Jika Anda harus memilih satu hal supaya orang menjadi lebih sehat ketika mulai menua, itu adalah olahraga aerobik. Manfaat kesehatan dari olahraga lebih besar dari yang kita bayangkan," ungkap penulis riset Professor James Fries, dari University of California di Stanford.

Read more ...

Kecanduan Rokok, Bisa Dipicu Faktor Gen


MASIH ingatkah Anda dengan pengalaman pertama merasakan sebatang rokok? Menghisap tembakau bagi kebayakan orang akan membuat mereka mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan seperti mual-mual, sesak nafas, batuk dan sinyal lain dari otak yang menyatakan penolakan.

Tetapi bagi sebagian orang, pengalaman itu bisa dirasakan berbeda dan justru akan membawa gelombang kenikmatan. Bila Anda termasuk orang-orang yang berada dalam kelompok ini, bisa jadi Anda memiliki jenis atau tipe gen tertentu yang memicu efek kecanduan.

Berdasarkan hasil riset para ahli yang dimuat jurnal Addiction, gen ini bukan hanya meningkatkan risiko mengalami kecanduan, tapi juga terlibat dalam perkembangan kanker paru-paru. "Jika anda memiliki varian ini, Anda akan menyukai pengalaman paling awal dengan rokok," ungkap Ovide Pomerleau, pemimpin riset dari University of Michigan Medical School seperti dikutip Xinhuanet.

Pomerleau menyatakan, temuan tersebut menunjukkan bahwa bagi sebagian orang, merokok sekalipun hanya satu batang adalah suatu gagasan buruk. Namun sesungguhnya ini juga bisa jadi seperti perangkap."Apa yang tak mereka sadari ialah jika mereka memiliki jenis susunan gen ini dan mereka berada di jalur menuju ketergantungan," katanya. Dan hal ini akan meningkatkan resiko terserang penyakit kanker paru-paru.

Penelitian yang digagas Pomerleau adalah bagian dari fakta meningkatnya pemahaman mengenai faktor genetik yang berperan terhadap kecanduan nikotin dan kanker paru-paru. Beberapa ilmuwan juga melaporkan awal pekan ini bahwa perokok yang memiliki perubahan tertentu dalam tiga gen reseptor nikotin --yang mengendalikan masuknya nikotin ke dalam sel-sel otak- lebih besar kemungkinannya terserang kanker paru-paru dibandingkan dengan perokok lain.

Pekan ini, peneliti Kanada mengatakan bahwa dengan memanipulasi reseptor zat kimia dopamin, mereka dapat mengendalikan keinginan tikus menggunakan nikotin. Di dalam lab, peneliti mampu merekayasa tikus mana yang menikmati paparan pertama terhadap nikotin dan tikus mana yang menolaknya.

Pomerleau mengatakan riset tersebut mungkin dapat menjadi pintu gerbang bagi ditemukannya terapi baru bagi pecandu nikotin dan percobaan untuk menilai risiko kecanduan nikotin. Rokok mengakibatkan sembilan dari 10 kasus kanker paru-paru, penyebab utama kematian akibat kanker pada pria di seluruh dunia dan penyebab utama kedua kematian pada perempuan.
Read more ...

Dampak Kronis Perokok Baru Muncul Setelah 25 Tahun


Setiap tahunnya paling sedikit terdapat sekitar 200.000 kematian akibat merokok, 25.000 di antaranya adalah perokok pasif. Sebuah penelitian pun menemukan data bahwa biaya perawatan pasien rawat inap yang mengidap penyakit akibat tembakau mencapai Rp 2,9 triliun per tahun.

"Dampak kesehatan akibat merokok memang tidak segera terlihat. Diperlukan waktu 25 tahun sejak pertama kali merokok untuk menimbulkan penyakit kronis," kata peneliti senior Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sri Moertiningsih Adioetomo di Jakarta, Kamis (21/8).

Sri Moertiningsih berbicara pada seminar Manfaat Peningkatan Cukai Tembakau di Indonesia. Di mana pada saat yang sama diluncurkan buku Ekonomi Tembakau di Indonesia.

Di negara maju, tingkat kematian akibat tembakau diproyeksikan menurun. Tapi, di negara berpendapatan menengah dan rendah, kematian akibat merokok justru akan meningkat.

Yang memprihatinkan saat ini Indonesia belum juga meratifikasi Framework on Convention Tobacco Control/FCTC dan menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang belum meratifikasi FCTC tersebut. Sementara itu, konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat karena harga riil rokok stabil dan harganya sangat murah dibandingkan harga rokok di negara Asia Tenggara lain.

Kerugian merokok telah berulang kali dipaparkan berbagai kalangan. Antara lain merokok dapat mengurangi kinerja fungsi tubuh yang mengakibatkan produktivitas menurun. Selain itu juga menyebabkan kematian pada usia produktif. Hal itu berarti hilangnya pendapatan, tabungan dan hilangnya investasi yang telah dilakukan. Kematian dini pada orangtua menurunkan partisipasi sekolah anak-anaknya. "Orang yang berusia 40 tahun meninggal dunia, kemungkinan besar anak-anaknya tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi," kata Sri Moertiningsih.

Yang memprihatinkan lagi, pengeluaran rumah tangga untuk rokok terbilang besar yaitu 11,5 persen, sedangkan untuk membeli beras hanya 10,5 persen, untuk membeli daging, ikan, susu dan telur 11 persen, sedangkan untuk kesehatan hanya 2,3 persen dan untuk pendidikan hanya 3,2 persen. Artinya merokok lebih penting dibandingkan pendidikan anak-anak dan kesehatan keluarga.

Karena itu, strategi kebijakan mengurangi dampak buruk merokok yang di usulkan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia adalah dengan meningkatkan harga dan cukai produk tembakau. Hal ini untuk mengurangi konsumsi dan sekaligus mengurangi mortalitas dan morbiditas akibat konsumsi tembakau.

"Kita bisa menaikkan penerimaan pemerintah lewat cukai tembakau sebesar Rp 29-59 triliun tergantung berapa persen kenaikan yang akan diterapkan. Sesuai UU Cukai terbaru kita bisa menaikkan cukai hingga 57 persen," kata Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Suahasil Nazara.

Masyarakat berpendapatan rendah akan responsif terhadap kenaikan harga rokok dan akan mengurangi konsumsinya. Begitu pula bagi remaja. Peningkatan harga rokok akan baik untuk mencegah para remaja untuk mencoba merokok.

Read more ...

Senin, 11 Agustus 2008

In Memories

Acara lamaran & tunangan

Sobat farida (kiri), Sherly (Kanan)


Lagi pose (tidak ingin terpisahkan lagi)

Saat acara tukar cincin





Read more ...

Akhirnya saat yang kita tunggu

Saat cinta di satukan dalam suatu ikatan.

Hari minggu yang indah dengan diiringi gerimis pada tanggal 10 Agustus 2008 pukul 3.30, kedua insan manusia disatukan dalam ikatan janji.
Setelah harus melalui banyak rintangan dan hambatan, meskipun kebanyakan datangnya bukan dari kita berdua akan tetapi datangnya dari orang-orang disekitar kita.
Jika mas'e ingat kembali masa lalu saat pertama kali aku mengenal adek, saat itu masalah lah yang membuat kita bisa menjadikan seperti saat ini, meskipun saat itu keraguan yang selalu membayangi adek, dan mas'e menyadari akan hal itu.
Pada hari itu tlah membuktikan bahwa keraguan itu tlah sirna. Satu tahap tlah kita lalui hanya doa dan usaha semoga kita bisa sampai pada tahap selanjutnya. Hanya rasa sayang dan cinta kita berdua yang menjadikan bekal bagi kita tuk sabar menunggu saat itu tiba.

Ada kata mutiara
"Kadang kita akan bertemu terlebih dahulu dengan orang yang tidak tepat sebelum bertemu dengan orang yang tepat"
Read more ...

Sports

Business

Technology

Life & Style

Designed By Blogger Templates